Rindu Ayah
Oleh: Kiven.er
Pagi-pagi
buta, engkau membuka mata.
Terbangun
dari tidur lelap, yang hanya sekejap.
Semangat
yang tak mudah padam, bagai petugas pemadam.
Beranjak
dari singgasana,
Menuju
pintu selamat datang, yang melewati jalan-jalan panjang.
Sungguh
hari-hari yang melelahkan, namun tak satu pun keluhan.
Seketika
ku menghadap ke awan-awan, dalam hati terbayang-bayang.
Ku
ingat sebuah genggaman, yang membuatku merasa tenang.
Pria
stengah baya, yaitu engkau sang Ayah.
Ku
susun sebuah angan, akan kah Engkau pulang ?