Antara Rindu dan
Benci
Oleh: Kiven.er
Ketika
senja menyapu sore, bisu menjelma.
Seberkas
duka yang masih membekas, melukai sukma.
Apa
kabar dari Singgasana,
Hari-hari
ku tanpamu bagai di karantina.
Aku
sibuk menerka-nerka, melewati ambang logika,
Sedang
apa kau di sana ? Di dunia fatamorgana.
Tidak
kah kau sadar, kepergianmu benar-benar membuatku marah bercampur sedih.
Mana
janji yang kau utarakan dulu ? Untuk menemaniku sehidup semati ?
Tak
ada yang sepatutnya disalahkan ini takdir Tuhan.
Namun,
bolehkah aku menitip Rindu ku ini padamu ?
Akankah
perasaanmu masih sama seperti yang dulu ?
Saat
kau masih ada di dunia ini ?
Ataukah
saat ini kau sedang tersenyum melihatku bersedih di dunia ini ?
Karena
fokus mencintai ciptaan-Nya ? sementara Penciptanya terabaikan ?
Maafkan
aku, seposesif ini, pasalnya kau pergi sangat mendadak.
Aku
masih ingin kau di sini, merangkai bahagia bersamamu.
Karenanya
aku rindu, masa lalu menjadi candu.
Di
sini kupeluk puing-puing yang tersisa,
Tanpamu
ku hancur.
No comments:
Post a Comment